Selasa, 24 Oktober 2017

Between Education And Milk

Susu yang identik akan kalsium, kemurnian dan semua kebaikannya bahkan tak diragukan juga dapat menawarkan racun. Tak ayal kita sering dapati kata ‘susu’ dalam deretan kata-kata mutiara, ini semua karna kebaikan yang luar biasa dari susu.
Kita menikmati susu saat ini dengan instannya tanpa harus berfikir betapa rumit dan peliknya proses yang telah dilalui yang datang dengan kemasan yang beragam rupa menarik, susu ini kita minum karena kepercayaan akan adanya perpindahan kebaikan susu tersebut pada diri kita. Namun, kenyataannya tidak demikian adanya.

Fino seorang anak tunggal yang terlahir dikeluarga terbilang penuh akan kekurangan, orang tuanya hanya mampu menhidupi keluarga kecil mereka dengan dengan sang ayah yang hanya memiliki profesi penggarap sawah milik saudagar, tiada daya mereka yang sudah renta untuk menduduk kan sang Fino kecil di bangku sekolah.
Di balik kekurangan yang memenuhi hidupnya, namun dia tumbuh dengan kasih sayang dan ajaran kebaikan hidup serta bimbingan agama yang terbaik dari orang tuanya, Fino tumbuh dengan senyuman lebar di wajahnya dengan setiap orang yang ia temui, semua cerminan kebaikan yang terpancar darinya semata – mata hanya ajaran luhur dari orang tua tanpa ada sokongan makanan dan minuman mewah seperti susu yang kaya akan kebaikan.
Suatu waktu Fino ikut membantu ayahnya turun kesawah, di pertengahan hari yang terik, ia dan ayahnya rehat sejenak sambil santap siang yang telah dibekali oleh ibunya di pagi hari. Dikala itu pula, datanglah seorang anak sebaya Fino bernama Rian berpenampilan layaknya orang yang penuh kecukupan terlihat dari warna kulit dan pakaian yang melekat padanya, dengan lagat sombongnya berkata “yah?, kenapa tukang ini tidak bekerja di sawah kita?”. Ya, ialah anak dari saudagar yang memperkerjakan ayah Fino yang dipercayakan atas bagian dari sawah yang ia miliki. Lanjut ayahnya dengan nada datar menjawab pertanyaan anaknya “nak jangan gitu paman ini sedang istirahat dan ini temen kamu namanya Fino”.
Dikala kedua orang tua mereka berbincang tentang pekerjaan, Fino dan Rian bermain bersama, di tengah bermain Rian terpeleset dari pematang sawah sehingga jatuh ke sawah dan mengotori baju Rian, Fino dengan spontannya menyodorkan tangannya dari pematang sawah”sini aku bantuin” dan Rian pun menggapainya. Melihat pakaian Rian yang penuh dengan lumpur, Fino langsung membuka bajunya dan memberikan pakaiannya kepada Rian “Rian kamu pakai baju aku aja, baju kamu kotor”tawar Fino, “Nggak ah aku gak mau bekas kamu” jawab rian sambil menggeleng, “kamu tau kan lumpur itu kotor dan penuh kuman, kamu bisa kena diare, penyakit kulit dan lain-lain lebih baik kamu pakai punya aku aja, masih bersih dari pada kamu pakai baju berlumpur”. Setelah mendengar penjelasan dari Fino, Rian langsung mengambil baju di tangan Fino yang telah dibukanya “sini aku pakai”.
            Few hours later their parents come back and meet their childern, “why you wearing Fino’s cloth?” richman said, “I slipped on the rice filds when played with Fino, my cloth is full of mud, he suggest to wore his cloth because muddy cloth could make me sick because of bacteria inside the mud and then i take him cloth and wore it” Rian said. “how smart and kind  you are? Are you drank milk? What kind of that?” Rich man said. “I’m didn’t drink milk, of course we have no money to bought that lux thing, my father told me to be kind person to everyone, and I’m happy to help others” Fino said with friendly smilling face.
            The rich man just speechless and looks like feels so sad and the parents of Fino smile and feels so proud of his son.


            Milk it’s lux thing by several people, almost every people of course want to get this thing because they hope the good and pure things from milk can be effected by someone who drink it, but some of them can not get it because of their unability. But fortunattely, milk can’t make sure that we can be kind and good person but good education and love from parents is.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar